Rakit PC Murah Untuk Harian Di Tahun 2021

Sebenarnya, semua pekerjaan saya dilakukan via laptop. Saya sudah empat tahun ini tidak menggunakan PC rumah. Alasannya ya sederhana, sudah sangat usang dan tidak lagi relevan untuk perangkat lunak zaman sekarang. Ditambah lagi karena PC bersama, jadi males juga untuk berbagi file/data dengan orang lain.


Sebuah Keluhan

Sudah cukup lama, ayah saya sering mengupload video di youtube. Sampai-sampai subscriber dia saat ini (10 Oct 2021) sudah mencapai dua ribu lima puluh tujuh. Jumlah yang bahkan jauh dari subscriber di kanal youtube saya sendiri, wkwkw.

Namanya youtube, pasti berkaitan dengan video, dan video hampir pasti ada proses editingnya. Software yang digunakan ayah saya sekarang adalah Filmora, dan sangat berat untuk dioperasikan di PC dengan spek Intel Pentium Dual E5800 keluaran tahun 2010, 4GB RAM DDR2, Harddisk 160GB. Itu bukanlah spek PC yang kami punya, spek asli dari PC kami adalah Intel Core 2 Duo (saya lupa serinya), yang jelas jauh lebih cepat dari Pentium Dual, meskipun jika dibandingkan dengan prosesor terbaru juga masih kalah cepat. Digantinya Core2Duo ini karena pada suatu hari, PC tidak mau menyala, setalah dikroscek, dapat dipastikan motherboardnya yang mati. Setalah mencari-cari di gudang, ketemulah motherboard Intel G41 dari XZX, dan juga prosesor pentium dual didapat dari kontak-kontak teman.

Lama kelamaan, PC ini tidak bisa lagi mengangkat progran zaman sekarang. Sebenarnya bisa, cuma harus ekstra sabar dan ekstra kalem kalau saja kipas heatsink berbunyi seperti jet tempur. Saya putuskan untuk build PC dari awal.


Memilih Spek

Meskipun katakanlah saya ini orang IT, tapi saya tidak terlalu mengikuti perkembangan hardware dengan sangat spesifik. Terlebih lagi, pengetahuan soal kecocokan motherboard dengan modul prosesor, module ram dan sebagainya sudah termasuk ilmu yang lain.

Awalnya saya mencari Intel prosesor yang sekiranya bisa saya gunakan. Oh iya, saya tidak butuh spek sultan untuk pc ini, yang penting bisa untuk kebutuhan sehari-hari dan editing filmora tipis-tipis. Soal kecepatan render, masih bisa ditinggal tidur, hehe. Bayangan saya soal intel adalah:

  • Kedepannya kemungkinan harus ganti chipset motherboard (upgradibility nya tidak bagus)
  • iGPU tidak terlalu kencang untuk seri UHD

Memikirkan dua hal minus tersebut, saya coba untuk geser ke tim merah: AMD. Tentu untuk awal build saya tidak akan membeli Ryzen series karena harganya yang naik drastis di tahun ini. Maka pilihan saya jatuh kepada Athlon 3000g. Selain karena motherboard dengan socket AM4 yang masih bisa mengangkat prosesor Ryzen (sembari nabung), Athlon 3000g ini juga sudah punya iGPU sendiri yaitu Vega 3. So-so tapi better daripada tidak ada, mahal juga untuk membeli VGA external (naik 3x lipat, bos!). 


Checkout

Build PC ini hanya memakan budget sekitar 2.6 juta saja. Sudah termasuk SSD, RAM 8GB, Mobo dll. *dengan beberapa catatan:

  • Prosesor AMD Athlon 3000g (Rp.1.139.000). Link tokped
  • Motherboard MSI A320M A Pro (Rp. 570.000). Link tokped
  • SSD 128GB SATA3 Vgen (Rp.288.000). Link tokped
  • RAM Vgen Rescue DDR4 2667Mhz 2x4GB. (Rp.576.000). Link tokped
  • Untuk casing dan power supply, saya menggunakan item bawaan pc lama.
  • Total: Rp.2.573.000 (Harga tidak termasuk OS)


Khusus untuk motherboard, saya pilih yang murah karena memang kebutuhannya tidak sampai tahap ekstrem. Jadi meskipun mobo di atas support Ryzen seri terbaru, namun sebaiknya jangan, karena kondisinya akan tidak sehat baik untuk motherboard maupun prosesornya. Maksimum batas prosesor yang aman untuk mobo A320M A Pro menurut saya pribadi adalah Ryzen 2000 series. Di atas itu sudah tergolong berbahaya.


Kenapa ambil chipset seri A, bang? Kenapa gak ambil seri B supaya bisa dioverclock Athlonnya?


Gak, saya sama sekali tidak menjadikan opsi overclock sebagai target. Karena PC ini juga bukan saya yang akan pakai. Lagi pula, konfigurasi volt yang harus dicoba-coba sampai ketemu titik yang pas dan aman (stabil) untuk overclock akan memakan waktu. Saya pilih ambil yang aman-aman saja.


Hasilnya

Saya pribadi cukup puas dengan performa Athlon 3000g ini, tergolong gegas mengingat harganya yang murah dan cuma dual core. SSD juga berpengaruh penting di sini. Sejauh pengalaman saya saat pemakaian, tidak ada lag yang berarti kecuali jika windows update sedang menginstall quality update/feature update yang sangat besar, lalu untuk kecepatan render filmora juga jauh lebih baik dibanding spek yang dulu (meskipun tidak cepat juga dibandingkan pc lain untuk zaman sekarang).


Post a Comment

0 Comments