Bergerak sebagai media informasi selain harus menyediakan informasi yang aktual, juga harus memperhatikan sisi aksesibilitas untuk memastikan pesan yang disampaikan ke pembaca dapat diserap dengan baik. Namun, jika ditilik lagi, banyak media online tidak memperhatikan ini, alih-alih memastikan pesan tersampaikan dengan baik, mereka justru menambahkan banner iklan di mana-mana bahkan sampai ke tempat yang tidak lazim di laman webnya, bukankah ini bertentangan dengan tujuan mereka sendiri?
Ini sebenarnya adalah curhatan saya terhadap situs-situs berita di Indonesia. Seringkali saya melihat sebuah postingan di twitter yang memiliki tautan ke situs berita sebagai sumber, sebagai orang yang berhati-hati, saya klik tautan tersebut. Tak ada yang aneh sebenarnya, hanya saja saya baru sadar bahwa situs berita zaman sekarang iklannya sangat mengganggu, dalam beberapa aspek bahkan lebih buruk dari situs streaming film ilegal. Ini contohnya:
Pengujian
Mari kita coba untuk berkeliling ke beberapa situs berita / media online di Indonesia yang cukup terkenal. Sebagai catatan, saya melakukan pengujian menggunakan browser Chrome versi 92 dan dilakukan di Incognito Window, sistem operasi PopOS 20.04 LTS (bagi yang tidak tahu, singkatnya saya menggunakan Linux), perangkatnya laptop (tidak menggunakan tampilan mobile, beberapa situs punya tampilan yang berbeda), add ons seperti ad block saya matikan, saya juga tidak menggunakan custom dns seperti adguard.
Kompas.com
Saya mengkategorikan video tersebut sebagai iklan karena sebenarnya video yang ditayangkan tersebut secara terang-terangan menawarkan produk mereka yang lain lengkap dengan tombol redirectnya yang jika diklik, akan mengarahkan kita ke situs mereka yang berbeda subdomain.
Tribunnews
Tribunnews di sini yang saya maksud adalah situs utama, ya, karena cukup banyak subdomain dari tribunnews jadi saya perlu memberi note kecil.
Pada bagian awal artikel tergolong cukup bersih dan jelas, tidak ada banner iklan yang terlalu mengganggu. Saya pribadi cukup suka sampai saya men-scroll laman yang saya buka.
Kalau kalian teliti, pada bagian berita yang direkomenadikan itu adalah iklan juga. Saya mencoba untuk mengklik berita-berita tersebut, saya malah diarahkan ke situs-situs aneh tipikal situs spam. Setahu saya, kita bisa mengatur iklan apa saja yang boleh muncul di situs kita (asumsi tribunnews menggunakan adsense). Sedangkan artikel terkait yang asli ada di paling bawah, jadi ada sedikit jebakan betmen di sini.
Hal positif yang bisa diambil dari tribunnews adalah video yang tidak autoplay, jadi memberi kebebasan kita apakah ingin menonton atau tidak. Tak seperti kompas yang benar-benar doing anything untuk itu, dan satu lagi ya soal video-video ini, terkadang ada juga iklan di dalam video lho.
detik.com
Sebetulnya hampir sama seperti kompas.com, detik.com juga memiliki konten video yang diputar secara otomatis. Video ini ada dua, di samping kiri laman (menggantung) dan di tengah-tengah artikel. Kedua video ini memutar konten yang sama tapi nampaknya punya reference html yang berbeda karena saat salah satunya ditutup, video yang satu lagi tidak otomatis tertutup. Secara umum cukup rapi meskipun iklan video tadi yang menurut saya sangat mengganggu.
Situs Yang Bagus
Bagus yang maskud di sini adalah dalam hal penempatan iklan. Saya tidak bilang bahwa kontennya jelek namun di tulisan kali ini hanya berfokus pada tata letak dan kenyamanan sebuah laman web.
tirto.id
Hampir tidak ada iklan sama sekali, satu-satunya iklan yang terlihat sepanjang artikel hanya dua di bawah ini.
Sebenarnya ada juga iklan di bagian paling bawah laman yang mempromosikan podcast mereka sendiri yakni podcast tirto namun dikemas sangat bagus dan tidak mengganggu, podcast nya pun tidak autoplay.
Nggak Apple to Apple
Pasti ada saja yang berpendapat seperti:
"Ah! Nggak adil bang, setiap situs punya revenue model mereka sendiri-sendiri, ada yang premium, ada yang semuanya free, jadi implementasi iklan ini akan beda-beda"
Ya memang, namun bukan berarti menggelontorkan setiap sudut-sudut laman untuk diisi iklan. Saya juga tidak menampik bahwa iklan menjadi salah satu pemasukan besar mereka untuk menggaji penulis, editor dan lain-lain. It is ok selama penempatannya masih batas wajar.
Saya tertarik menulis ini karena beberapa tahun lalu pernah melihat salah video di youtube soal tuna netra yang mengeluhkan aksesibilitas situs berita.
Saya rasa aksesibilitas perlu diperhatikan juga, jangankan tuna netra, orang yang memiliki penglihatan normal saja akan terganggu melihat situs berita zaman sekarang. Rasanya, perusahaan-perusahaan ini mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya lalu mengabaikan aksesibilitas yang sebenarnya menjadi menjadi pilar utama supaya informasi yang disampaikan dapat diserap dengan baik. Jika sudah seenaknya seperti ini, bukankah sudah keluar dari tujuan mereka sebagai penyedia informasi? Atau memang selama ini hal-hal tersebut tidak pernah menjadi tujuan mereka.
Solusi Yang Anu
Saya sebut anu karena secara langsung kita akan memblok iklan-iklan ini yang artinya situs media ini mungkin tidak akan mendapatkan revenue. Jika menurut kalian ini tidak etis, ya tidak usah kalian lakukan.
Android
Kalian bisa mengatur private dns di android dengan menambahkan dns.adguard.com di kolom dns.
Linux
Buka terminal anda lalu ketik syntax ini:
sudo gedit /etc/systemd/resolved.conf
Lalu uncomment pada bagian dns, domains dan dnsovertls dan buat menjadi seperti ini
Lalu restart service nya dengan syntax
sudo systemctl restart systemd-resolved
Hasilnya lumayan
Dimensi dari banner dan beberapa iklan masih muncul. Tapi sudah cukup membantu untuk memblokir iklan-iklan yang mengganggu.
0 Comments
Type your comment. Please don't be rude and respect others.