Beberapa Buku Favorit Saya

Perspektif seseorang akan sesuatu memang dapat berubah, baik terbentuk oleh waktu, bertukar pikiran dengan orang lain, mengalami hal besar yang signifikan pada pola pikir dan lain sebagainya. Salah satunya adalah dengan membaca buku. Saya sendiri sering ditolong oleh kebiasaan membaca buku ini dan beberapa diantaranya terlalu massive sehingga sampai mengubah cara saya berpikir.




Beberapa koleksi buku yang saya punya


*buku-buku yang ada di dalam daftar tidak diurutkan berdasarkan yang paling bagus, saya menulisnya secara acak saja.

Being Mortal by Atul Gawande

Bagaimana jika semua obat sudah anda coba, berbagai macam operasi sudah anda lakukan namun akhirnya kematian dipastikan akan menjemput anda? Buku ini ditulis oleh seroang ahli bedah bernama dr. Atul Gawande yang mengisahkan beberapa pasiennya dealing with mortality (menerima kematian), sulitnya seorang dokter untuk bersikap realistis atau optimis tentang apa yang diderita pasiennya, bagaimana keluarga pasien berperan di dalamnya dan lain-lain.

Saya suka buku ini karena pembawaan yang perlahan dan pemilihan kata yang tidak membuat pegel, seperti bicara dengan ayah anda sendiri. Bab-bab yang disusun di dalamnya juga berurutan dari Things fall apart lalu lanjut ke Kebergantungan (secara harfiah kebergantungan terhadap anggota keluarga lain dan obat) dan diakhiri dengan Courage (Keberanian). Buku ini juga memberi saya pandangan lain tentang apa-apa saja yang diinginkan oleh seseorang jelang kematiannya yang pasti.


Lean Startup by Eric Ries

Menurut saya ini adalah buku wajib untuk orang yang berkecimpung di dunia IT. Saya dulu membaca buku ini saat kuliah, dulu dosen saya hanya menjelaskan metode waterfall saja, selain itu juga prodi saya sangat menggembar-gemborkan tentang startup. Yang paling sulit dalam membangun startup bukanlah cara membangun aplikasi dengan tech stack yang was-wes-wos fa-fi-fu, melainkan validasi ide.

Untuk apa aplikasi yang dibuat dengan sangat baik tapi ternyata flop karena ide kita tidak lagi relevan. Terlebih lagi di zaman sekarang, metode waterfall menjadi kurang gesit beradaptasi dengan perubahan terutama untuk startup yang menuntut kecepatan.

Predictably Irrational by Dan Ariely

Salah satu penulis dengan gaya penyampaian yang paling unik dan lucu. Prof. Dan Ariely menjelaskan bagaimana sebuah keputusan-keputusan yang dilakukan oleh manusia begitu irrational namun bisa diprediksi. Dan Ariely menceritakan berbagai macam eksperimennya yang dia lakukan kepada mahasiswanya sendiri, menganalisa dan menyimpulkannya dengan gaya yang ringan.

Oh iya, buku ini tersedia dalam bahasa indonesia dengan judul : Irrational Consumer.

Sapiens dan Homo Deus by Yuval Noah Harari

Dua buku saya gabungkan jadi satu karena secara materi yang dibahas, keduanya saling berhubungan. Sulit membaca Homo Deus jika belum membaca Sapiens. Yuval Noah Harari menjelaskan di Sapiens bagaimana Homo Sapiens dari yang awalnya binatang yang tak signifikan menjadi penguasa di bumi ini. Sedangkan Homo Deus lebih bercerita bagaimana Homo Sapiens nanti akan musnah dan berubah menjadi Homo Deus (Setengah dewa) dengan bantuan bio-teknologi dan kecerdasan buatan.

Sedangkan untuk buku barunya yang berjudul 21 Lessons for 21st Century tidak saya masukkan karena tidak ada yang baru dalam buku tersebut, sebagian besar intinya sudah dibahas di kedua buku ini.


Madilog, Tan Malaka

Memang bukan buku untuk semua orang. Buku ini sangat sulit untuk beberapa orang termasuk saya. Selain karena banyak mengutip definisi dari filsuf-filsuf lain, banyak juga bahasa belanda yang tertulis di buku ini. Tapi ada hal-hal mahal yang saya dapat diambil dari Madilog: hubungan agama dengan sains, berdialektika, penentuan definisi dan lain-lain. Madilog (Materialisme, Dialektika, dan Logika) mengajak kita untuk berpikir rinci dan runut.

Guns, Germs & Steel by Jared Diamond

Jared Diamond memberikan jawabannya terhadap pertanyaan Yali dari Papua : “Kenapa kalian (orang-orang kulit putih) punya banyak sekali kargo sedangkan kami tidak?” Pada masa Jared Diamond menulis buku ini, hembusan angin rasisme masih sangat kuat. Bahkan beberapa akademisi pun masih memiliki bias rasisme ini di dalam argumen mereka. Namun Jared Diamond memilih untuk melakukan penelitiannya sendiri untuk menjawab pertanyaan Yali yang berakhir pada tiga kesimpulan : Guns (teknologi, terutama senjata api untuk melakukan penaklukan), Germs (beberapa wabah dapat menghabisi manusia dalam jumlah besar dan yang selamat akan memiliki anti gen untuk diteruskan ke keturunannya), dan Steel (tombak, beberapa peralatan penting).


Cosmos by Carl Sagan

Membaca Cosmos karangan Carl Sagan ini membuat saya merasa kecil sekali. Carl Sagan menceritakan bagaimana awal mula peradaban manusia, bagaimana mereka mengembangkan ilmu pengetahuan, anggapan manusa zaman dahulu terhadap dunia, seleksi alam dan lain-lain. Ada banyak quotes keren di dalam buku ini.


Elon Musk: Pria dibalik Paypal, Tesla, SpaceX dan Masa Depan Yang Mengagumkan by Ashlee Vance

Rasanya kita semua tahu siapa Elon Musk ini. Seperti judulnya, buku ini menceritakan masa kecil Musk, bagaimana ketertarikan dia dengan teknologi, membuat game pertamanya sendiri, lalu membuat Paypal, Tesla, kemudian konflik dirinya dengan teman-temannya hingga sampai pada Elon Musk saat ini.

*Jika dilihat dari luar, Elon Musk nampak seperti pemimpin yang luar biasa karena tujuannya selalu tercapai, tapi tidak untuk orang yang bekerja langsung untuknya. Buat saya pribadi, saya menghindari tipe-tipe pemimpin seperti dia yang begitu mudahnya memecat seseorang hanya karena satu dua hal, reaktif dsb. Tapi ya, seneng aja kalo lihat dia dari sudut pandang yang jauh.


Yang Sedang Saya Baca Sekarang (entah selesai kapan, haha)


Tahun-tahun ini frekuensi saya untuk membaca sangat sedikit sekali karena sibuk. Dua buku ini menjadi kandidat masuk daftar favorit saya karena topiknya menarik. How Asia Works, ya seperti judulnya, apa yang membuat beberapa negara asia lebih berhasil daripada negara yang lain, sedangkan Bad Blood (kasusnya Elizabeth Holmes) juga tak kalah menarik, saya memandang ini bagaimana sebuah gebrakan baru dalam dunia teknologi sangat tipis sekali batasnya dengan fraud. Di buku Elon Musk yang saya sebut di atas, zaman dulu saat Elon Musk ingin membuat sebuah roket yang pendorongnya bisa turun kembali secara otomatis saat tenaganya habis banyak ditertawakan orang lain. Elizabeth Holmes meakukan hal yang kurang lebih sama, hanya saja dia gagal (entah gagal atau memang sejak awal tidak mungkin bisa dilakukan secara medis).



Wishlist

  • Perennial Seller
  • The Hard Thing About Hard Things
  • Zero to One
  • Numbers Dont Lie
  • Superintelligence
  • Collapse
  • The World Until Yesterday
  • Selfish Gene
  • Rightous Mind

Yah...

Mungkin baru daftar itu saja yang bisa saya tulis, tidak menutup kemungkinan list ini untuk diupdate ke depannya.

Post a Comment

0 Comments